My Family

Kesederhanaan keluarga membentuk saya menjadi pribadi yang mandiri, berfikir dan penuh pertimbangan dalam menentukan sesuatu.

Graduation Moment

Ada banyak hal yang berkesan dalam hidup ini, diantaranya ketika kita berhasil melewati proses-demi proses pendewasaan.

Kegembiraan

Selalui ada hal yang mengejutkan yang membuat kamu selalu bersemangat melewati berbagai tantangan didepan, feel free and get realax.

Masa Depan

5 Point masa depan yang saya tulis adalah hal yang realistis yang saya yakin saya mampu melakukannya.

Work hard Pray Hard

Sealalu bersyukur dengan apa yang telah saya terima atas kegagalan dan keberhasilan, dan senantiasa terus berharap untuk menjadi yang lebih baik lagi kedepannya.

Friday, October 31, 2014

LABUAN GOWES CLUB SERANG – LABUAN on HIJAUNESIA POWER



“LGC itu bukan hanya sekedar Club, LGC itu bagian dari hidup saya”
-jali gojali-


Sekedar gowes aja tuh udah jadi hobi kita “Labuan Gowes Club” atau disingkat LGC. Gowes dengan rute pendek memang bikin kita bosen dan kayaknya hidup tuh gak ada variasinya. Berharap ada even yang bikin kita lebih “gimana” gitu dalam hal per-gowesan LGC. Kalo Caringin-Carita-Anyer sih biasa karena rute nya gada belok-beloknya, lurus aja menyusuri pantai. Atau Labuan-Panimbang-Cibaliung sama juga lurus-lurus aja. Tapi pernah sih rute Menes yang sedikit berbukit, cukup bikin kita ngos-ngosan naik turun gigi. Tapi guys, kita pengennya tuh yang beda... yang gak pernah kita lakuin sebelumnya, misal Labuan-Pandeglang, Labuan-Serang atau sebaliknya. Kita tuh lagi nunggu ada even yang nambah jam terbang kita di kancah per-gowesan tingkat Kabupeten atau bahkan Provinsi gitu. (senga’)

Untungnya anggota LGC orang aktif semua, aktif di organisasi manapun deh, ada yang di Pramuka, PLTU, yang kesemuanya saling terkait. Sebagian besar dari kita adalah Guru Honorer di Labuan, pegawai swasta, PLTU dan mahasiswa juga. Walau masih dalam jumlah sedikit tapi setiap anggota LGC adalah pentolan yang aktif berperan di organisasi tadi. Selain aktif anak LGC punya solidaritas tinggi, gak gengsi udah pasti karena kadang kami memakai sepedah ke tempat kerja. Tak terkecuali saya yang menjadwalkan hari sabtu sebagai hari “Bike4work” (bersepeda ke tempat kerja). Keren khan... heheuu...

Suatu hari rekan kami yang bekerja di PLTU 2 Labuan ngasih kabar bahwa perusahaannya akan mengadakan even tahunan bersepeda sebagai wujud peduli lingkungan dengan rute Serang-Labuan. Ramai deh tuh group BBM LGC, mulai dari diskusi cara registrasinya, kostum sampai transport angkut sepedah dari Labuan ke Serang. Kang Mift sebagai koordinator di even ini bekerja di PLTU 2 Labuan sekaligus yang ngajak kita ikut even ini ngasih arahan dan informasi mengenai registrasi dan “tetek bengek” even ini. Gada uang registrasi, gada uang kaos karena kaos akan dikasi, sarapan dan makan siang ketika sampai labuan juga dikasi katanya. Syukur deh buat hemat kantong juga. Ma’lum lah segede PLTU 2 Labuan yang tiap tahun ngadain even ini pasti udah well prepare berbagai kelengkapannya. Jadi gada masalah urusan registrasi. Tapi sayangnya transport angkut (load) sepedah dari Labuan ke Serang harus kami siapkan. Sip deh, not a big problem for us.

29 Oktober 2014 (Hari Haa)
Jam 5.30 pagi kita udah kumpul di terminal Bus Tarogong, mau ngejar waktu jam 7 harus udah ada di TKP yaitu di PLN Unit Serang di daerah sekitar Kecamatan Curug-Serang arah ke Giant. Loading sepedah ke dalam bus memang agak susah, harus ekstra hati-hati karena gada space terbuka, jadinya kursi baris belakang penuh diisi sepedah yang waktu itu sekitar 7 sepedah. Untungnya laju bus pada waktu itu “LGC friendly” tau keinginan kita yang sedang buru-buru ngejar waktu, gak kerasa deh kita udah sampe Serang pada jam 7.30 nya. Tepat di permepatan PAL LIMA sepedah diturunkan karena Bus tidak masuk jalur lurus tapi berbelok ke arah KP3B. Guys its time tu gowes pemanasan menuju TKP ke PLN Unit Serang. Pada gesit tuh anak-anak tancap pedal menuju TKP apa karena kontur jalan beraspal yang menurun yahhh.. kita serasa “ngajolongjong” hahaha... bahasa gua... ampun deh.... yah begitulah kiranya permirsah... sampai akhirnya kita sampai di TKP. Udah ramai bingitzzz... sebagian besar adalah pegawai PLTU Labuan, Cilegon, dan lainnya dari PLTU luar Banten ada juga yang ikut.


Wih sarapan bubur kacang sama roti bantalnya “Sari *oti” cukup buat ganjal perut kami yang belum sarapan ini. Dilanjut pemanasan dengan meregangkan sendi dan otot agar tidak terjadi keram nanti. Sesi foto sebelum berangkat pun dilakukan sebagai bukti bahwa “kita” ikut dalam even tahunan yang bertema “Hijaunesia Power” ini. Hijaunesia Power itu slogannya perusahaan Indonesia Power untuk peduli terhadap lingkungan dengan memberlakukan cara hidup ramah lingkungan pada segenap karyawannya yaitu salah satunya dengan cara bersepedah ini. Termasuk kami yang juga memakai kostum khusus sepedah berlogo Hijaunesia Power yang baru saja di kasih kang Mift. LGC dikasih kesempatan foto dengan background even ini, wihh.. yang gak ikut nyesel deh... heheu.



Berdoa sebelum berangkat dan sedikit ber-yel-yel ala Indonesia Power lalu dilanjutkan dengan keberangkatan sekitar 200 sepedah oleh “pihak yang berwenang”, dan wushhhh... gowes menuju PLTU 2 Labuan pun dimulai tepat pada jam 8 pagi itu.

Mengambil jalur Ciomas-SPN mandalawangi, lalu tembus ke perkampungan pendudukan melewati jalan berbatu yang terjal di daerah sekitaran Jiput membuat kami sangat tertantang untuk menyelesaikan rute-demi rute yang Sangat panjang itu. Sekitar 56 Kilometer jarak tempuh yang harus kami lalui, tadinya gak nyadar jaraknya jauh banget kan. Tapi itu tantangannya Broo... jalannya mulus tapi naek turun, menurun tapi terjal, Lurus tapi menanjak, bikin kita kewalahan juga tuh rute. Dari jarak sejauh itu tim Hijaunesia sudah membaginya kedalam 3 Restpoint, dimana kita bisa beristirahat sejenak, minum, makan, yang semuanya di fasilitasi oleh Tim Panitia dari Indonesia Power. Memang dari mereka gak ikut gowes semua, tapi sebagian jadi panitia, ada di bagian kesehatan, angkut sepedah, logistik dan dokumentasi, yaaa udah dibilang tadi segede Indonesia Power yang udah sering ngadain even seperti ini pasti di persiapkan dengan matang dan bagi kita LGC yang baru ikut even ini sangat memuaskan baik pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh Tim Panitia kepada peserta Gowes Hijaunesia.

Cerita menyusuri rute Serang – Labuan lewat jalur Ciomas mungkin gak semanis yang pembaca bayangkan. Kontur jalan yang berbukit dan naik turun membuat kami kewalahan dan sering terkena kram di otot paha. Permainan gigi rendah ke gigi tinggi butuh keahlian khusus dan stamina prima dengan kondisi sepedah yang harus prima juga. Karena kita akan menemukan tanjakan dan turunan berbelok yang cukup banyak. Ditambah cuaca saat itu sekitar 33 derajat Celsius menambah tantangan yang harus kita selesaikan sampai finis. Saya yang langganan kram otot dapat dipastikan mengalami kram di kilometer 25 dan kilometer selanjutnya. Untung saja panitia menyediakan mobil khusus layaknya mobil patroli yang siap mengangkut peserta dengan kondisi yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan gowes. Tapi beda dengan saya yang mengalami kram sesaat saja dan bisa melanjutkan rute yang tersisa dengan gowes. Selain kondisi fisik, kondisi sepeda juga harus prima. Sedangkan kondisi sepedah saya pada saat itu kurang dipersiapkan secara baik sehingga menemui banyak kendala di 20 kilometer terakhir.



Di restpoint ke 2 tepat di tepian tanjakan “Bangangah” Mandalawangi, sambil menikmati minuman dan kudapan yang disediakan panitia, sambil sesekali memijit bagian paha saya yang sering terkena kram dengan balsem otot, sebagian peserta masuk menuju rute perkampungan dengan jalanan kampung yang berbatu terjal, sedangkan kami yang tau rute itu tak aman untuk dilewati memutuskan untuk menuruni Tanjakan “bangangah” dengan kemiringan 45 derajat. Dahaga sudah hilang, perutpun sudah terisi, keputusan mengambil rute pun sudah bulat, jadilah kami menuruni tanjakan bangangah yang cukup curam itu. Saya yang gak curiga sama sekali dengan kondisi sepedah pada saat itu turut mereka dengan rute menurun. Ditengah turunan yang berpemandangan sejuk di sisi kanan kirinya itu kemudian tak lama tersadar rem pun habis di pegang erat, namun entah karetnya aus habis atau apalah, laju sepedah tetap kencang malah tambah kencang. Walau handle rem sudah di pegang erat namun roda tetap kencang berputar menuruni turunan tajam sejauh 300 meter itu, “Astaghfirullah, allah hu akabr, lailaha ilallah, sadar rem sepedah blong dan tak habis ide, saya tempelkan alas sepatu ke ban belakang untuk mengurangi laju sepedah pengganti rem. Saya tertinggal jauh di belakang, sedangkan teman-teman yang lain sudah wush meluncur tanpa kendala jauh melesat didepan. Sedangkan saya yang terkendala dengan rem blong terus menahan dengan kaki dan berjalan pelan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Rute kaki gunung Pulosari memang penuh turunan jika dari arah serang atau pandeglang, begitupun apa yang saya alami, selesai turunan bangangah selesai, menemui lagi turunan yang tak kalah curam yang memaksa saya harus menggunakan jurus alas sepatu sebagai pengganti rem. Sampai akhirnya sadar habislah alas sepatu itu jebol dipakai menahan roda belakang sepedah. 

Nampaknya saya harus nyanyi nih “troble is a friend just troubel is a friend” so sory guys gua nyusahin kalian ya... harus saling tunggu karena sudah beberapa kali di betulkan pun rem itu kembali ke posisi blong. Huft.... mana mobil angkut gak ada yang ikut rute kita jadi saya harus terus berhati-hati kalau menemukan turunan terjal.

Untunglah pendiritaan demi penderitaan terlewati dengan senyuman “asyek” karena apapun yang terjadi rasanya seru aja gitu. Hingga sampailah di sebuah mushola daerah perkampungan dan memutuskan untuk sholat duhur terlebih dahulu waktu itu jam 12.45. Mushola yang cukup besar dengan air sungai mengalir didepan mushola itu, di samping atas mushola terdapat jembatan yang menambah keindahan suasan pedesaan sekitarnya. Cuaca panas membuat air suangai serasa oase ditengah gurun pasir yang bikin kita betah berlama-lama di mushola itu. Sampai akhirnya jam 1.30 siang itu kami melanjutkan perjalanan menyusuri rute yang tersisa menuju PLTU 2 Labuan.

Pelan namun pasti karena kami menguasai rute yang semakin dekat PLTU 2 Labuan jadi kami memilih rute yang “enjoy aja lagi” asal nyampe deh ke Finish heheuuu... tepat jam 2.50 kami sampai finis di PLTU 2 Labuan Banten dan disambut oleh panitia yang mempersilahkan kami untuk menikmati hidangan makan siang dengan hiburan dangdut koplo ajip-ajip. Tak lupa kita juga dikasih kupon undian yang berkesempatan dapet hadiah menarik, gak penting sih buat kita, yang penting “pengalamannya” bro, kita udah mampu melewati rute terjauh yang penuh tantangan dan cobaan, realy unforgetable moment. Walaupun gak dapet hadiah undian dari PLTU tapi pelayanan Tim PLTU 2 Labuan pada even ini perlu diapresia dengan baik karena sangat bagus pelayanannya terlebih bagi kami yang baru pertama ikut even Hijaunesia Power rute Serang-Labuan ini. Sekali lagi Terima kasih Indonesa Power, terim kasih PLTU 2 Labuan.



#theendofthestory
“karena masalah adalah bagian dari kehidupan manusia, maka tak usah sedih atau marah dengan keadaan, karena masalahlah yang membuat kita bisa tumbuh, berdiri dan berjalan, berfikir dan mendapatkan apa yang kamu inginkan”


-jali gojali-

Saturday, October 11, 2014

SEPENGGAL KISAH CINTA

Sampaikan salamku pada wanita idamanku
"Jika aku menemukanmu, itu adalah takdir Allah, maka berpisah denganmu juga adalah rencana-Nya" 

 7 Oktober 2013 
"Dear pemilik hati, aku bisikan perasaan kagum darimu kepada seseorang yang sekarang engkau tatap berulang-ulang, mungkin bukan cinta, tapi rasa kagum yang bisa berkembang kearah cinta, simpan itu dan kelak jika jodoh bertemu bukan tidak mungkin dia adalah perhiasanmu" 

 Ada malaikat berbisik siang itu, ketika melihat seorang perempuan sedang bersujud disebuah mushola kecil di sela acara perhelatan akbar kampusku. mukanya bersinar dalam balutan mukena yang biasa ia kenakan untuk menghadap Allah. Ingin rasanya memanggil kawanku dan mengungkapkan kekaguman itu padanya sehingga kawanku itu menilai juga apa yang aku rasakan. Tapi ahh.. ya sudahlah biar jadi peresaan terpendam diriku saja yang mungkin kelak akan aku langsung ungkapkan pada wanita dibalik mukena itu. Pemalu itu sulit mengungkapkan perasaan, atau jaimnya level 15, tapi diriku ada di level 10 deh untuk urusan jaim dan pemalu (gak parah-parah amat maksudnya) tapi pemalu ya tetep pemalu, dan kelemahanku akan hilang jika sitkon nya berbeda, dalam artian aku akan menjadi berani "sekali" jika situasi memungkinkan untuk itu. Sama halnya tenrtang mengungkapkan perasaan pada seseorang, dalam kasus ini aja pengungkapan perasaannya "delay" 9 bulan lebih. Tapi itu hebatnya proses menemukan cinta, I don't know what does it mean, yang jelas cinta yang aku alami bukan cinta biasa (afgan kali ahhh). 

Memilih itu selalu terasa sulit bagiku, apalagi memilih seorang pendamping hidup for a life time, make sure I love her, know her much, and of course she should be know all of my term and condition too (hehe... klaim garansi kali ahhh). Cinta itu sulit dipaksakan sumpah, terlebih bagi diriku yang banyak sekali berfikir panjang tentang masa depan. Deskripsi cinta itu bukan lagi "you love me and I love you", "I jump you jump" atau "love us just the way we are", kata-kata "muna" yang tadi hanya ada di masa-masa cinta monyet SMP-SMA, yang lagi deras-derasnya mengumbar kemesraan dan puisi romantis. Nah sekarang, kedewasaan itu menghampiri diriku yang sudah terlanjur "berdakwah" didepan puluhan anak muda peserta paket B dan C tentang konsep kedewasaan. 

 Banyak dari kita lebih mementingkan status dibandingkan proses dan kualitas dari status itu, maka dari itu mindset generasi muda Indonesia digiring pada keadaan ideal yang gak "prinsipil", contohnya: "Idealnya umur "segini" kan udah harus menikah, terus ada yang udah nikah songongnya minta ampun pake nanya "kapan nyusul?" atau "Truk aja gandengan masa lu engga", efek domino ini didasarkan pada budaya lokal orang indonesia yang "ikut-ikutan", orang punya motor, ikut-ikutan kredit motor. orang punya HP merek tertentu, ikut-ikutan beli merek tertentu, dan hukuman bagi orang yang tidak ikut-ikutan yaaaa pasti rasa malu atau "unwrited social punishment" (hukum sosial tidak tertulis) seperti merasa canggung, gugup, kurang PD, dipermalukan, dan sebagainya. Kalau di Ilmu komunikasi banyak istilah seperti “banwagon effect”, “domino effect”, “hypodermic needle”, atau “spiral of silent” dimana peran orang-orang sekitar atau peran media massa menjadi pengendali sikap dan mental seseorang, dan kalau gak sama dengan apa yang mereka utarakan maka hukumannya akan merasa “dipermalukan” itu. Tapi sodara-sodara, aku nampaknya bukan seperti kebanyakan warga Indonesia, yang terpengaruh efek domino dari teman-teman yang lain, melawan trend itu sebuah hobi yang sulit dijelaskan, intinya gak mau "nyama-nyamain" dengan orang lain. Dulu saja contohnya, orang mati-matian membela Merek HP NO**A itu lebih awet dan tahan rusak dibandingkan merek lain, tapi kenyataannya setiap tempat service HP yang aku kunjungi pada saat itu kebanyakan yang mereka service adalah yang bermerek HP NO**A tersebut. Yang lebih umum lagi dalam hal merokok, kayaknya anak laki-laki kalau belum merokok belum disebut anak laki-laki, padahal nyata-nyatanya anak muda kita sedang mengalami krisis identitas yang turun-temurun dan entah kapan berakhirnya. Ini baru contoh kecil ya broo, contoh mindset yang salah lain masih banyak loh, silahkan di cari sendiri. 

Anak muda, tidak merokok, jalan kaki ke tempat kerja, memakai sepedah, buang sampah pada tempatnya, peduli lingkungan, rajin olah raga, mungkin mayoritasnya hanya ada di negara-negara barat atau eropa yang tingkat pendidikan dan pemahaman nya sudah menjangkau ke arah itu. Nah kita Indonesia? Jauh yahhh.... jangan disamakan ya... karena memang berbeda budaya. Nah terus budaya kita apa? Rajin merokok, nyampah, selingkuh, kredit gak lunas-lunas sampai korupsi... dan sebagainya, itu kah budaya kita. Mending ganti topik deh males bahasnya. So, aku menikmati proses, menghargai dan memberi nilai terhadap proses itu. Berkenalan, mengenali prinsip dan visi hidup satu sama lain adalah importan part before goes to the next level of the relationship. dan itu butuh waktu yang lumayan panjang. syukurlah tidak ada takaran baku untuk memilih pasangan, karena perasaan, hati dan sex appeal itu naluriah dan alamiah keluar sendiri. cantik itu relatif kan, baik juga relatif, fisik itu relatif, sikap juga, maka lebih baik memilih yang "klik" yang "sreg" yang "sehati" sehingga kekurangan kelebihan itu bisa diterima secara sukarela. Begitu juga ketika mengenal bidadari yang “satu” ini. 
Aku menanamkan konsep tersebut hanya karena ingin sekali “get 1 for everlasting”, mendapatkan satu sosok untuk selamanya, bukan untuk dinikahi dan diceraikan dikemudian hari. Maka jika kita arahkan fikiran kita kearah sana akan sulit sekali menemukan sosok ideal tersebut. Ya... salah satu caranya adalah dengan men-treatmen hubungan kita before mariage (sebelum menikah). Tapi guys maksudnya bukan juga puas-puasin berlama-lama pacaran sebelum menikah yah... itu salah besar. Yang aku maksud adalah merawat hubungan, yang namanya merawat kita ibaratkan tanaman ajah deh, butuh tanah yang baik, air yang cukup, suhu yang sesuai, pupuk yang baik, dan sebagainya. Nah inikan kita mau milih/merawat hubungan yang didalamnya ada diri sendiri dan dirinya yang notabene “manusia” loh bukan “tumbuhan” maka butuh lebih dari itu, “perasaan” itu 100% taken a control jadi tau lah maksudnya. 

Waktu ta’aruf itu ibarat malaikat Isorfil dengan sangkakala nya, jika selama kurun waktu ta’aruf tersebut dirasa banyak mudhorotnya, atau banyak egoismenya, atau keras kepala nya, ya sudahlah, malaikat Isrofil meniupkan terompet kiamat sugro pada hubungan kita. 

25 Juni 2014 
Balik ke bidadari, singkat cerita jalan bareng untuk mendapatkan momen yang tepat mengungkapkan perasaan. Prinsip aku yang percaya bahwa “easy get – easy go” bener-bener aku hindari pada hubungan ini. Aku ingin mengenalnya lebih dari dirinya mengenal dirinya sendiri. Sebelum dia menjadi pendamping hidup make sure dia acceptable terhadap kelebihan dan kekurangan aku kelak. Jadinya aku membuka diri selebar-lebarnya mengenai kehidupan pribadi, mencoba mengenal karakter kepribadiannya, kelebihan dan kekurangannya, dan gak cuma tampang dan fisik yang bisa diliat diluarnya saja. 
Kita persiapkan agenda pertemuan sesering mungkin ditengah kesibukan pekerjaan, kita bikin suasana hubungan yang saling membangun dan mendukung satu-sama lain, dan kita berhasil, progres kehidupan kami meningkat dari biasanya, yang tadinya gak punya karir menjadi memiliki karir, yang tadinya karirnya biasa-biasa saja pemasukan kami selalu bertambah, energi saling mensuport satu-sama lain memang tumbuh dan berkembang. Tapi hubungan tidak cukup hanya itu saja “its complicated” broo... pasti di dalam diri kita masing-masing masih terpendam rasa yang tidak terakomodir dengan baik. 
Pernah aku jelaskan Teori Johari Windows yang menjelaskan tentang konsep manusia menilai manusia yang lain. Didapat ada 4 jendela yang diantaranya : 1. Saya dan dia tau, 2. Hanya saya yang tau, 3. Hanya dia yang tau dan saya gak tau, 4. Diantara kita tidak mengetahuinya. Contohnya : pada suatu kesempatan saya pernah bilang bahwa saya kurang suka melihatnya memakai celana Jeans karena wanita berjilbab kurang pas jika di padupadankan dengan celana jeans, lalu dia sadar atas pakaian yang ia kenakan itu memang kurang baik dan membuat risih pasangannya, nah dalam kasus ini maka Johari window berada di no. 2 “hanya saya yang tau” dan setelahnya kita berdua menjadi tau satu-sama lain keinginan kita lalu menjadi Johari Window No. 1. Itu contoh kecil yah broo... contoh lain yang perkaranya rumit juga akan menghasilkan kerumitan juga karena ini maslah hati dan perasaan, rahasia dan karakter pribadi masing-masing. 

 Gak butuh waktu lama memang saling mengenal kelebihan dan kekurangan satu-sama lain karena kita benar-benar saling terbuka, karena visi kita jelas “mencari orang yang tepat”. Buat dia malah cara-cara ku terlalu lama dan membuang banyak waktu. Sedangkan aku yang tegas dengan prinsip aku tersebut masih santai diatas desakan-desakannya untuk cepat mengakhiri masa lajang kita berdua. Kepastian untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius lagi (Pernikahan) selalu ia pertanyakan disela-sela obrolan-obrolan kita. Tapi aku yang butuh waktu lebih dianggapnya sebagai tanda-tanda ketidak seriusan dan hanya untuk main-main saja. Yah.. mungkin semua perempuan sama kali yah, “kepastian” itu ibarat Proklamasi kemerdekaan dalam kehidupannya, serasa ada jaminan hukum dan kebebasan hak dan kewajiban terhadap laki-lakinya. Tapi saat itu adalah masa dimana aku merasa belum mampu menuruti kehendaknya memberikan “kepastian” tersebut. 

11 September 2014 
Keinginannya untuk dibuatkan Surat Cinta aku turuti, tepat ketika ia mengikuti Training di Bogor pada waktu itu sebuah Surat Cinta digital berbentuk video dokumentasi aku buatkan khusus untuknya. Sebuah perjalanan cerita kita berdua dari mulai awal berkenalan sampai saling mengagumi satu sama lain aku representasikan dalam kata-kata berlatar foto-foto kita dengan soundtrack lagu “Bawalah pergi cintaku-Afgan”, ku upload di Youtube chnannel pribadi aku dan hanya dia yang bisa melihatnya. 
Menangis katanya, ketika melihat video tersebut, terharu lebih tepatnya. Yah... jika saja kamu sadar bahwa proses pembentukan rasa itu lebih penting dari segalanya maka kamu akan percaya kekuatan yang ada pada diriku ini lebih besar dari apapun. 

11 Oktober 2014 
Memulai itu tidak seindah ketika mengakhiri, apalagi perkara hati dan perasaan. Kamu ungkapkan apa yang menjadi alasan-alasan kamu selama ini, bahwa “kepastian dan keputusan” adalah dewa yang selama ini kamu tunggu-tunggu, dan sama halnya ketika ada “orang lain” yang telah memberi kepastian itu, seperti menemukan oase di tengah gurun. “buat apa menunggu yang gak jelas” itu kata-kata yang lebih tepatnya. Tetapi anehnya, jika dirinya flashback ke belakang dimana cerita-ceritanya dulu sungguh memilukan bersama laki-laki itu, serasa hal yang aku dengar hari ini sungguh tidak mungkin. Ada seorang cewe yang kembali pada orang yang menyakitinya waktu dulu ditengah dia sedang membina hubungan dengan laki-laki lain “its really amazing”. tapi aku cukup sadar bahwa teori JOHARI WINDOWS sedang berlaku di antara kita 

#theendofthestory 
Hanya satu pesanku bahwa, waktu itu singkat tetapi dengan waktu kamu bisa melihat kualitas kepribadian seseorang dengan hukum alamnya. Jadi ingat Pembina OSIS SMA saya dulu yang bilang bahwa “Kualitas Organisasi itu ditentukan oleh waktu, karena hukum alam akan berlaku bagi orang-orang didalam organisasi tersebut, lambat-laun si manja, si pemalas, si sensitif, si pemarah dan sebagainya secara alamiah akan muncul di dalamnya. Dan ingatlah bahwa membina keluarga juga adalah membina organisasi. 

I Wish You All the Best
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com