Wednesday, January 8, 2014

Film Pendek "I'm Free tobe Whatever I"


“kalau lu gak bisa jadi pohon, jadi aja rumput. Tapi rumput yang gak buat orang kepleset licin saat jalan di tanah”
-jali gojali-

Halo sobat HIDVI, udara bebas yang kini dirasakan membuat atmosfer berkarya dalam diri ini semakin tinggi aja. Bebas tuh maksudnya setelah 4 tahun menempuh pendidikan Sarjana S1 yang cukup menguras waktu dan fikiran kini saatnya “applying what you’ve got” dari apa yang telah kamu pelajari selama ini. Setelah sibuk dan puyeng-puyeng gimana gitu sama tugas-tugas akhir yang bikin waktu dan konsentrasi kita terkuras habis. Tapi alhamdulillah deh semua tantangan yang diberikan bisa terjawab dan terlaksanakan.
Well its time to free tobe whatever are you. Minggu kemaren nekad beli sepedah MTB (mountain bike) dan hari minggu nya langsung di geber ke arah Cibaliung sendirian saja. Try to take a long journey with my Giant MTB, gowes menyusuri jalanan arah Citeureup-Cibaliung dan menikmati udara pantai daerah itu. Pokoknya sejauh mungkin yang saya bisa dan nampaknya ini rute terjauh perdana yang saya lakukan, sampai kram otot paha terjadi berkali-kali. Ma’lum lah karena sebelumnya engga sama sekali geber sepedah jauh-jauh sendirian pula, and look what I can do baby, I found the harmony of nature, reaching the amazing beach with so many shell spreading on the sand. Untung perlengkapan dokumentasi dibawa semua yang akhirnya muncul ide untuk bikin film pendek yang bertemakan “Kebebasan”
Ide yang keluar sih simple karena momen nya sih merayakan kebebasan “celebrate the freedom from the educational pressure”, apa maksudnya? Maksudnya tuh merayakan kebebasan dari tekanan yang terjadi selama kuliah. Sebenarnya selama kuliah gak tertekan juga sih, tapi tetep yah namanya belajar dan menuntut ilmu itu ada target dan beban yang harus di pikul, butuh waktu dan fikiran itu tadi untuk “concetrate to that duties”. Dan pokoknya saya sudah lulus...



Keranjingan dengerin lagu "Whatever" miliknya OASIS yang dijadiin Advertisement Soundtrack nya Cocca Colla yang bertema “reason to believe” yang sering kita denger di televisi beberapa tahun kemaren, membuat saya terinspirasi dari isi lagunya yang kurang lebih seperti ini liriknya:

I’m free tobe whatever I
What ever I choose and I’ll sing the blues if I want
I’m free say whatever I
Whatever I like its wrong or right is alright

Always seem to me
You only see what people want you to see
How long its gonna be
Before we get on the bus
And cause no fuss
Get a grip on yourself
It don’t cost much

Intinya artinya tuh “bebas” mau ngapain aja, mau jadi apa aja, terserah heheuu...
Setelah punya ide bertemakan kebebasan tersebut, dilanjut proses ngambil gambar video yang kebetulan saya sendir yang jadi kameramennya, pemerannya, pengisis suaranya dan editor videonya. Yahh namanya juga video amatir ya begitulah, yang penting tuh “how to realize your idea”
Proses “take” yang hanya dilakukan sendiri memang harus pake trik, walau repot tapi saya menikmati itu. Kalau tehniknya sih udah faham betul, secara udah belajar dengan baik dan benar sebelumnya. Kayak semisal, long shot, medium sama extrem tuh dipake di film ini. Semuanya ingin membangun video yang dinamis dan bisa merepresentasikan pesan dari video ini.
Kemudian ada prolog yang saya susun sendiri tentang konsep kebebasan, sudut pandang kebebasan dari diri saya sendiri, dan pesan yang ingin disampaikan. Dilanjutkan dengan monolog dan pesan penutup. Untuk sebagian orang mungkin sulit dimengerti, karena gaya bahasa yang dipakai adalah khiasan yang mewakili maksud utamanya, seperti berikut ini,
1.     “kalo lu pikir jadi orang itu susah, lu harus ngaca, rumput aja yang gak diurus bisa tumbuh, banyak ngasih manfaat buat kita”
2.       “Lu liat deh semut, kecil, item, idup lagi.. hehe...  tapi hebat mereka bisa bangun istana”
3.      “Tapi kalo lu gak bisa jadi pohon, jadi aja rumput, rumput yang buat orang gak kepleset licin saat jalan di tanah”
4.      “Kata orang dulu bilang bumi itu rata, dan good news buat lu men bumi itu bulat, siap-siap nunggu giliran lu muter ke atas”
5.      “Orang jenius bilang laut itu lebih luas dibandingkan darat, tadinya gue gak yakin, tapi pas gue liat google eart bener juga, laut itu lebih luas dibandingkan daratan bro, lu bebas nyari apa aja disini termasuk nyari kebebasan itu sendiri”
6.       “I’m free tobe what ever I”

Maksud/artinya seperti ini:
1.   Semua orang memiliki hak yang sama terhadap hidup, orang gila aja yang terlantar dijalanan masih punya hak untuk diperlakukan sebagai manusia waras. hidup itu harusnya penuh syukur dan senantiasa berguna bagi orang lain, karena dengan seperti itulah kita bisa bertahan hidup.
2.    Liat deh hal-hal kecil yang membuat orang-orang menjadi besar, hal sepele kadang menginspirasi orang dan menjadikannya besar. Tumpukan sampah yang menjadi berkah misalnya sudah banyak orang yang kaya karena nya, tetapi tentu dengan tekad dan kemauan yang harus ada dalam diri kamu.
3.     Tapi kalo gak bisa atau belum bisa jadi orang yang besar, jadi aja orang kecil atau orang sederhana yang gak nyusahin orang, dan se-engganya harus punya manfaat bagi orang-orang sekitarnya. Entah apa yang kamu bisa lakukan, lakukanlah walau Cuma sesederhana yang kamu bisa.
4.     Kita itu di dididk untuk tunduk pada aturan-aturan ortodok yang turun temurun, yang kadang membuat kita gak bisa liat kesempatan dan sulit belajar dan beradaptasi dengan raelita yang ada. Padahal kabar gembiranya bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk bergerak keatas dan menjadi yang terbaik.
5.    Kita itu masih sulit percaya dengan teori dan jarang mengacu pada ilmu pengetahuan atau penelitian orang-orang terpelajar. Karenanya fikiran kita tertutup dan terbatas pada apa yang kita rasa dan kita lihat saja, padahal diluar sana banyak hal yang membuat kesempatamn kamu terbuka lebar yang membangkitkan inspirasi kamu untuk menjadi lebih baik lagi.
6.    “saya bebas untuk menjadi apa saja”

Sebenarnya secara estetika, sebuah film itu biar penonton yang mengartikannya sendiri, karena sifatnya yang bisa memunculkan berbagai kesimpulan yang mungkin berbeda untuk setiap orang.

Setelah saya posting film pendek tersebut di dinding facebook pribadi, banyak komen yang bilang gak ngerti atau gak nyambung. Padahal nilai seni film itu tidak terbatas pada kata-kata yang mudah di cerna saja, tapi harus penuh nilai imajinasi yang setiap orang memiliki kualitas imajinasinya masing-masing. Tapi guys thanks for coment nya yah... it shown me that any people care about it.

Tunggu film pendek selanjutnya. Cita-citanya sih pengen bikin yang science fiction gitu, kan jarang tuh film indo yang sci-fi, mudah-mudahan tahun depan tercapai amin....

#theendofthestory
“Bumi itu bulat dan senantiasa selalu berputar, siapin diri ya bro agar lu bisa ada di atas dan siapin juga agar bisa bertahan tetap diatas”
-jali gojali-



0 komentar:

Post a Comment

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com