“kalau lu gak bisa jadi pohon, jadi aja rumput. Tapi rumput yang gak buat orang kepleset licin saat jalan di tanah”
-jali gojali-
Halo sobat HIDVI, udara bebas yang kini dirasakan membuat atmosfer berkarya
dalam diri ini semakin tinggi aja. Bebas tuh maksudnya setelah 4 tahun menempuh
pendidikan Sarjana S1 yang cukup menguras waktu dan fikiran kini saatnya
“applying what you’ve got” dari apa yang telah kamu pelajari selama ini.
Setelah sibuk dan puyeng-puyeng gimana gitu sama tugas-tugas akhir yang bikin
waktu dan konsentrasi kita terkuras habis. Tapi alhamdulillah deh semua
tantangan yang diberikan bisa terjawab dan terlaksanakan.
Well its time to free tobe whatever are you. Minggu kemaren nekad beli
sepedah MTB (mountain bike) dan hari minggu nya langsung di geber ke arah
Cibaliung sendirian saja. Try to take a long journey with my Giant MTB, gowes
menyusuri jalanan arah Citeureup-Cibaliung dan menikmati udara pantai daerah
itu. Pokoknya sejauh mungkin yang saya bisa dan nampaknya ini rute terjauh
perdana yang saya lakukan, sampai kram otot paha terjadi berkali-kali. Ma’lum
lah karena sebelumnya engga sama sekali geber sepedah jauh-jauh sendirian pula,
and look what I can do baby, I found the harmony of nature, reaching the amazing
beach with so many shell spreading on the sand. Untung perlengkapan dokumentasi
dibawa semua yang akhirnya muncul ide untuk bikin film pendek yang bertemakan
“Kebebasan”
Ide yang keluar sih simple karena momen nya sih merayakan kebebasan
“celebrate the freedom from the educational pressure”, apa maksudnya? Maksudnya
tuh merayakan kebebasan dari tekanan yang terjadi selama kuliah. Sebenarnya
selama kuliah gak tertekan juga sih, tapi tetep yah namanya belajar dan menuntut
ilmu itu ada target dan beban yang harus di pikul, butuh waktu dan fikiran itu
tadi untuk “concetrate to that duties”. Dan pokoknya saya sudah lulus...
Keranjingan dengerin lagu "Whatever" miliknya OASIS yang dijadiin Advertisement Soundtrack nya
Cocca Colla yang bertema “reason to believe” yang sering kita denger di
televisi beberapa tahun kemaren, membuat saya terinspirasi dari isi lagunya
yang kurang lebih seperti ini liriknya:
I’m free tobe whatever I
What ever I choose and I’ll sing the blues if I
want
I’m free say whatever I
Whatever I like its wrong or right is alright
Always seem to me
You only see what people want you to see
How long its gonna be
Before we get on the bus
And cause no fuss
Get a grip on yourself
It don’t cost much
Intinya artinya tuh “bebas” mau ngapain aja, mau jadi apa aja, terserah
heheuu...
Setelah punya ide bertemakan kebebasan tersebut, dilanjut proses ngambil
gambar video yang kebetulan saya sendir yang jadi kameramennya, pemerannya,
pengisis suaranya dan editor videonya. Yahh namanya juga video amatir ya
begitulah, yang penting tuh “how to realize your idea”
Proses “take” yang hanya dilakukan sendiri memang harus pake trik, walau
repot tapi saya menikmati itu. Kalau tehniknya sih udah faham betul, secara
udah belajar dengan baik dan benar sebelumnya. Kayak semisal, long shot, medium
sama extrem tuh dipake di film ini. Semuanya ingin membangun video yang dinamis
dan bisa merepresentasikan pesan dari video ini.
Kemudian ada prolog yang saya susun sendiri tentang konsep kebebasan, sudut
pandang kebebasan dari diri saya sendiri, dan pesan yang ingin disampaikan.
Dilanjutkan dengan monolog dan pesan penutup. Untuk sebagian orang mungkin
sulit dimengerti, karena gaya bahasa yang dipakai adalah khiasan yang mewakili
maksud utamanya, seperti berikut ini,
1. “kalo
lu pikir jadi orang itu susah, lu harus ngaca, rumput aja yang gak diurus bisa
tumbuh, banyak ngasih manfaat buat kita”
2. “Lu
liat deh semut, kecil, item, idup lagi.. hehe... tapi hebat mereka bisa bangun istana”
3. “Tapi
kalo lu gak bisa jadi pohon, jadi aja rumput, rumput yang buat orang gak
kepleset licin saat jalan di tanah”
4. “Kata
orang dulu bilang bumi itu rata, dan good news buat lu men bumi itu bulat,
siap-siap nunggu giliran lu muter ke atas”
5. “Orang
jenius bilang laut itu lebih luas dibandingkan darat, tadinya gue gak yakin,
tapi pas gue liat google eart bener juga, laut itu lebih luas dibandingkan
daratan bro, lu bebas nyari apa aja disini termasuk nyari kebebasan itu sendiri”
6. “I’m
free tobe what ever I”
Maksud/artinya seperti ini:
1. Semua
orang memiliki hak yang sama terhadap hidup, orang gila aja yang terlantar
dijalanan masih punya hak untuk diperlakukan sebagai manusia waras. hidup itu
harusnya penuh syukur dan senantiasa berguna bagi orang lain, karena dengan
seperti itulah kita bisa bertahan hidup.
2. Liat
deh hal-hal kecil yang membuat orang-orang menjadi besar, hal sepele kadang
menginspirasi orang dan menjadikannya besar. Tumpukan sampah yang menjadi
berkah misalnya sudah banyak orang yang kaya karena nya, tetapi tentu dengan
tekad dan kemauan yang harus ada dalam diri kamu.
3. Tapi
kalo gak bisa atau belum bisa jadi orang yang besar, jadi aja orang kecil atau
orang sederhana yang gak nyusahin orang, dan se-engganya harus punya manfaat
bagi orang-orang sekitarnya. Entah apa yang kamu bisa lakukan, lakukanlah walau
Cuma sesederhana yang kamu bisa.
4. Kita
itu di dididk untuk tunduk pada aturan-aturan ortodok yang turun temurun, yang
kadang membuat kita gak bisa liat kesempatan dan sulit belajar dan beradaptasi
dengan raelita yang ada. Padahal kabar gembiranya bahwa semua orang memiliki
kesempatan yang sama untuk bergerak keatas dan menjadi yang terbaik.
5. Kita itu
masih sulit percaya dengan teori dan jarang mengacu pada ilmu pengetahuan atau
penelitian orang-orang terpelajar. Karenanya fikiran kita tertutup dan terbatas
pada apa yang kita rasa dan kita lihat saja, padahal diluar sana banyak hal
yang membuat kesempatamn kamu terbuka lebar yang membangkitkan inspirasi kamu
untuk menjadi lebih baik lagi.
6. “saya
bebas untuk menjadi apa saja”
Sebenarnya secara estetika, sebuah film itu biar penonton yang
mengartikannya sendiri, karena sifatnya yang bisa memunculkan berbagai
kesimpulan yang mungkin berbeda untuk setiap orang.
Setelah saya posting film pendek tersebut di dinding facebook pribadi,
banyak komen yang bilang gak ngerti atau gak nyambung. Padahal nilai seni film
itu tidak terbatas pada kata-kata yang mudah di cerna saja, tapi harus penuh
nilai imajinasi yang setiap orang memiliki kualitas imajinasinya masing-masing.
Tapi guys thanks for coment nya yah... it shown me that any people care about
it.
Tunggu film pendek selanjutnya. Cita-citanya sih pengen bikin yang science
fiction gitu, kan jarang tuh film indo yang sci-fi, mudah-mudahan tahun depan
tercapai amin....
#theendofthestory
“Bumi itu bulat dan senantiasa selalu berputar, siapin diri ya bro agar lu
bisa ada di atas dan siapin juga agar bisa bertahan tetap diatas”
-jali gojali-
0 komentar:
Post a Comment