Monday, December 29, 2014

BENCANA ITU BUKAN BENCANA

For a 10 year tsunami Aceh memorial

“semua yang ada di langit dan dibumi itu aturan baku yang alamiah, yang tunduk pada peraturan-peraturan yang sudah digariskan sesuai dengan prinsip keseimbangan alam yang diciptakan-Nya”
-jali gojali-

“sungguh, kami menciptakan segala sesuatu dengan qadar (kadar/aturan/takaran) nya”
(QS. Al-Qamar: 49)



Begitu jelas firman Allah diatas menggambarkan bahwa semua yang ada di langit dan dibumi diciptakannya dengan kadar, aturan dan takarannya masing-masing. Bumi sebagai ciptaan Allah beserta isinya, mahluk hidup yang mendiaminya mau tidak mau harus tunduk pada Qadar (kadar) yang telah diatur dan ditakar oleh penciptanya Allah SWT. Allah menciptakan daratan dan lautan yang ditanami pepohonan yang bermanfaat bagi kelayakan hidup penghuninya. Allah sudah menakar dengan kadar yang seimbang apa-apa saja yang ada didalamnya. Di laut Allah telah ciptakan terumbu karang sebagai tempat tinggal jutaan spesies ikan, membangun gunung-gunung, tebing-tebing tinggi, jurang yang curam, dengan komposisi lapisan tanah yang berlapis-lapis.
Lalu bagaimana dengan benda yang ada diangkasa, bukankah semakin rumit takaran dan hitungannya. Perputaran bumi pada porosnya, terpaan sinar matahari, bulan yang mengelilingi bumi, serta gugusan bintang yang tersebar maha luasnya di luar angkasa sehingga sulit kita kenali satu persatu. Dinamisme alam satu sama lain saling bergantung dan memberi pengaruh, putaran bumi pada porosnya menyebabkan adanya siang dan malam, panas matahari yang memberikan penerangan dan berbagai manfaat baik positif dan negatif pada bumi yang kita tinggali, bulan yang mempengaruhi pasang-surut air laut, kesemua adalah aturan dan takaran yang mau tidak mau sudah menjadi “qadar” nya.

Jika sinar matahari itu membuat kulit kita menjadi gelap kehitaman, maka apa yang sedang terjadi adalah dinamisme alamiah yang disebut “Qadar” (kadar/takaran).  seperti  air laut itu asin dan air sungai itu tawar, menguapnya air laut yang disinari matahari menjadi awan dan terbawanya awan oleh angin ke daratan sehingga turunlah hujan di gunung, membasahi permukaan daratan, menyirami pepohonan, menyimpannya di perut bumi dan sebagian mengalir mengisi sungai-sungai membentuk arus dari hulu ke hilir dan kemudian kembali ke lautan, sungguh dinamisme yang terjadi sangat luar biasa hebatnya dan  harus menjadi syukur bagi orang-orang yang berfikir.

Lalu bagaimana jika bencana datang, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, gunung meletus, angin kecang, pemanasan global? Apakah juga merupakan dinamisme alamiah?
Bukankah umur bumi itu sangat tua dari apa yang kita ketahui. Bumi sudah banyak melewati fase-fase pada masanya,  itu terjadi milyaran tahun yang lalu yang luput dari pengamatan mata manusia. Teori Big Bang yang menjelaskan bahwa bumi tercipta karena ledakan maha dahsyat dari tubrukan benda-benda di luar angkasa juga menunjukan bahwa apa yang disebut “qadar” dan “qada” adalah dimensi alamiah yang selayaknya terjadi dengan tujuan mebentuk, menyeimbangkan, menggantikan, merubah dalam fase-fase yang teratur. Begitu juga setelah bumi terbentuk, pulau-pulau yang terbentuk dalam kurun waktu yang sangat lama adalah dinamisme alamiah yang tidak bisa di campurtangani oleh siapapun termasuk manusia.

Manusia sebagai bagian kecil dari alam adalah mahluk tidak berdaya mau tidak mau harus tunduk pada peraturan alam dimana telah diataur oleh Allah SWT. Bencana yang terjadi secara alamiah adalah sesuatu hal yang seharusnya terjadi karena alam sedang ada pada sifat dinamisnya, sedang menakar dirinya dengan hukum-hukum alamnya, sedangkan manusia adalah bagian dari alam yang tunduk pada hukum-hukum tersebut. Maka sesungguhnya bencana yang datang dari alam adalah sebuah fase-fase  progresif sebagaimana awalnya bumi terbentuk milyaran tahun yang lalu.

Pulau-pulau yang dulunya menyatu kini terpisah-pisah dengan bantuan fenomena alam yang terjadi seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor dan letusan gunung dalam kurun waktu jutaan tahun. Secara alamiah jika kita fikir sesungguhnya itu bukan bencana, bukan hal yang menjadi ketakutan bagi orang-orang beriman, karena jelas itu hukum alam yang terus dan akan terus berlaku di bumi sesuai fase-fase progresif berjenjang yang alamiah. Walaupun memang dampak yang ditimbulkan mampu menghancurkan peradaban umat manusia di bumi yang selanjutnya kita kenal dengan istilah Kiamat “wallahualam bissawab”



Maka semua gejala alam yang terjadi baik itu gempa bumi, tsunami, tanah longsor, angin puting beliung adalah merupakan fenomena alam yang bergerak berdasar hukumnya, berdasar takarannya “qadar”, dengan fase-fase progresif berjenjang, yang entah seperti apa nanti, kapan dan bagaimana keadaan bumi dimasa yang akan datang. Manusia masa depan tentu tidak sama dengan keadaan manusia sekarang, karena sifat alamiah yang dimilikinya yang harus tunduk pada aturan alam senantiasa beradaptasi dengan keadaan alam dimasanya ia hidup, dimana ia tinggal dengan keadaan seperti apa kelak bumi itu.

Fenomena pemanasan global yang banyak dibahas diberbagai forum internasional adalah hal serius yang berdampak besar pada keadaan bumi mendatang. Kemungkinan-kemungkinan yang sekarang bisa diramalkan terhadap kelangsungan hidup manusia dimasa depan harus dipersiapkan dari sekarang. Dampak pemanasan global ditambah lapisan ozon yang menipis mengakibatkan suhu bumi meningkat. Ancaman melelehnya es di kutub utara dan kutub selatan adalah perkara besar yang berdampak masif untuk kelangsungan hidup manusia. Bayangkan jika es di kedua kudub itu mencair? Nampaknya ibukota Jakarta akan hilang terendam air dan bahkan pulau jawa akan membentuk beberapa pulau terpisah “wallahualam bissawab”. Apakah itu bencana? Itu fenomena alam yang alamiah, alam sedang menakar dirinya sesuai dengan “qadar” dan fase-fase progresif berjenjang, sedangkan manusia yang terkena imbasnya sering mengartikan itu sebagai bencana. Maka tidak usah lagi menamakan ini bencana, ini adalah fenomena alam yang dinamis, manusia hanya bagian dari alam yang dinamis tersebut.



#theendofthestory
“bahwa tidak ada tempat yang luput dari bencana di bumi ini, gunung meletus, tanah longsor, gempa bumi, tsunami adalah bagian kecil fenomena keseimbangan alam yang patut kita ketahui, maka hal terpenting adalah menghindari sifat apatis dan egois terhadap kelangsungan alam seraya beriman dan bertakwa pada sang penciptanya Allah SWT. Tidak ada yang salah dan sepantasnya tidak saling menyalahkan atas apa yang terjadi pada alam karena hukum-hukumnya jelas terlihat, terkecuali bagi orang-rang yang merusak”

Ramalan aneh ku....
-         -  Masa depan kehidupan manusia melengkapi pakaiannya dengan alat ozonizer atau sejenisnya agar terhindar dari panasnya terik matahari.
-      - Semua manusia memiliki pakaian yang sama yang dpat diisi ulang kelengkapan didalamnya, seperti pakaian yang berpendingin udara, anti sinar UV dan melembabkan kulit
-         - Rata-rata IQ anak masa depan adalah 130 (mendekati jenius)
-     - Alat komunikasinya dipakai layaknya jam atau kacamata. Tidak lagi digenggam atau di masukan kedalam saku
-    - Penduduknya menggunakan kendaraan supercepat 5x dari kecapatan rata-rata kendaraan yang banyak dipakai sekarang.

k

0 komentar:

Post a Comment

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com