For a 10 year tsunami Aceh memorial
“semua yang ada di langit dan dibumi itu aturan
baku yang alamiah, yang tunduk pada peraturan-peraturan yang sudah digariskan
sesuai dengan prinsip keseimbangan alam yang diciptakan-Nya”
-jali gojali-
“sungguh, kami menciptakan segala sesuatu dengan
qadar (kadar/aturan/takaran) nya”
(QS. Al-Qamar: 49)
Begitu jelas firman Allah diatas menggambarkan
bahwa semua yang ada di langit dan dibumi diciptakannya dengan kadar, aturan
dan takarannya masing-masing. Bumi sebagai ciptaan Allah beserta isinya, mahluk
hidup yang mendiaminya mau tidak mau harus tunduk pada Qadar (kadar) yang telah
diatur dan ditakar oleh penciptanya Allah SWT. Allah menciptakan daratan dan
lautan yang ditanami pepohonan yang bermanfaat bagi kelayakan hidup
penghuninya. Allah sudah menakar dengan kadar yang seimbang apa-apa saja yang
ada didalamnya. Di laut Allah telah ciptakan terumbu karang sebagai tempat
tinggal jutaan spesies ikan, membangun gunung-gunung, tebing-tebing tinggi,
jurang yang curam, dengan komposisi lapisan tanah yang berlapis-lapis.
Lalu bagaimana dengan benda yang ada diangkasa,
bukankah semakin rumit takaran dan hitungannya. Perputaran bumi pada porosnya,
terpaan sinar matahari, bulan yang mengelilingi bumi, serta gugusan bintang
yang tersebar maha luasnya di luar angkasa sehingga sulit kita kenali satu
persatu. Dinamisme alam satu sama lain saling bergantung dan memberi pengaruh,
putaran bumi pada porosnya menyebabkan adanya siang dan malam, panas matahari
yang memberikan penerangan dan berbagai manfaat baik positif dan negatif pada
bumi yang kita tinggali, bulan yang mempengaruhi pasang-surut air laut, kesemua
adalah aturan dan takaran yang mau tidak mau sudah menjadi “qadar” nya.
Jika sinar matahari itu membuat kulit kita menjadi
gelap kehitaman, maka apa yang sedang terjadi adalah dinamisme alamiah yang
disebut “Qadar” (kadar/takaran). seperti
air laut itu asin dan air sungai itu
tawar, menguapnya air laut yang disinari matahari menjadi awan dan terbawanya
awan oleh angin ke daratan sehingga turunlah hujan di gunung, membasahi
permukaan daratan, menyirami pepohonan, menyimpannya di perut bumi dan sebagian
mengalir mengisi sungai-sungai membentuk arus dari hulu ke hilir dan kemudian
kembali ke lautan, sungguh dinamisme yang terjadi sangat luar biasa hebatnya
dan harus menjadi syukur bagi
orang-orang yang berfikir.
Lalu bagaimana jika bencana datang, gempa bumi,
tsunami, tanah longsor, gunung meletus, angin kecang, pemanasan global? Apakah
juga merupakan dinamisme alamiah?
Bukankah umur bumi itu sangat tua dari apa yang
kita ketahui. Bumi sudah banyak melewati fase-fase pada masanya, itu terjadi milyaran tahun yang lalu yang
luput dari pengamatan mata manusia. Teori Big Bang yang menjelaskan bahwa bumi
tercipta karena ledakan maha dahsyat dari tubrukan benda-benda di luar angkasa
juga menunjukan bahwa apa yang disebut “qadar” dan “qada” adalah dimensi
alamiah yang selayaknya terjadi dengan tujuan mebentuk, menyeimbangkan,
menggantikan, merubah dalam fase-fase yang teratur. Begitu juga setelah bumi
terbentuk, pulau-pulau yang terbentuk dalam kurun waktu yang sangat lama adalah
dinamisme alamiah yang tidak bisa di campurtangani oleh siapapun termasuk
manusia.
Manusia sebagai bagian kecil dari alam adalah mahluk
tidak berdaya mau tidak mau harus tunduk pada peraturan alam dimana telah
diataur oleh Allah SWT. Bencana yang terjadi secara alamiah adalah sesuatu hal
yang seharusnya terjadi karena alam sedang ada pada sifat dinamisnya, sedang
menakar dirinya dengan hukum-hukum alamnya, sedangkan manusia adalah bagian
dari alam yang tunduk pada hukum-hukum tersebut. Maka sesungguhnya bencana yang
datang dari alam adalah sebuah fase-fase progresif sebagaimana awalnya bumi terbentuk
milyaran tahun yang lalu.
Pulau-pulau yang dulunya menyatu kini
terpisah-pisah dengan bantuan fenomena alam yang terjadi seperti gempa bumi,
tsunami, tanah longsor dan letusan gunung dalam kurun waktu jutaan tahun. Secara
alamiah jika kita fikir sesungguhnya itu bukan bencana, bukan hal yang menjadi
ketakutan bagi orang-orang beriman, karena jelas itu hukum alam yang terus dan
akan terus berlaku di bumi sesuai fase-fase progresif berjenjang yang alamiah. Walaupun
memang dampak yang ditimbulkan mampu menghancurkan peradaban umat manusia di
bumi yang selanjutnya kita kenal dengan istilah Kiamat “wallahualam bissawab”
Maka semua gejala alam yang terjadi baik itu gempa
bumi, tsunami, tanah longsor, angin puting beliung adalah merupakan fenomena
alam yang bergerak berdasar hukumnya, berdasar takarannya “qadar”, dengan
fase-fase progresif berjenjang, yang entah seperti apa nanti, kapan dan
bagaimana keadaan bumi dimasa yang akan datang. Manusia masa depan tentu tidak
sama dengan keadaan manusia sekarang, karena sifat alamiah yang dimilikinya
yang harus tunduk pada aturan alam senantiasa beradaptasi dengan keadaan alam
dimasanya ia hidup, dimana ia tinggal dengan keadaan seperti apa kelak bumi itu.
Fenomena pemanasan global yang banyak dibahas
diberbagai forum internasional adalah hal serius yang berdampak besar pada
keadaan bumi mendatang. Kemungkinan-kemungkinan yang sekarang bisa diramalkan
terhadap kelangsungan hidup manusia dimasa depan harus dipersiapkan dari sekarang.
Dampak pemanasan global ditambah lapisan ozon yang menipis mengakibatkan suhu
bumi meningkat. Ancaman melelehnya es di kutub utara dan kutub selatan adalah
perkara besar yang berdampak masif untuk kelangsungan hidup manusia. Bayangkan
jika es di kedua kudub itu mencair? Nampaknya ibukota Jakarta akan hilang
terendam air dan bahkan pulau jawa akan membentuk beberapa pulau terpisah
“wallahualam bissawab”. Apakah itu bencana? Itu fenomena alam yang alamiah,
alam sedang menakar dirinya sesuai dengan “qadar” dan fase-fase progresif
berjenjang, sedangkan manusia yang terkena imbasnya sering mengartikan itu
sebagai bencana. Maka tidak usah lagi menamakan ini bencana, ini adalah
fenomena alam yang dinamis, manusia hanya bagian dari alam yang dinamis
tersebut.
#theendofthestory
“bahwa tidak ada tempat yang luput dari bencana di
bumi ini, gunung meletus, tanah longsor, gempa bumi, tsunami adalah bagian
kecil fenomena keseimbangan alam yang patut kita ketahui, maka hal terpenting
adalah menghindari sifat apatis dan egois terhadap kelangsungan alam seraya
beriman dan bertakwa pada sang penciptanya Allah SWT. Tidak ada yang salah dan
sepantasnya tidak saling menyalahkan atas apa yang terjadi pada alam karena
hukum-hukumnya jelas terlihat, terkecuali bagi orang-rang yang merusak”
Ramalan aneh ku....
- - Masa
depan kehidupan manusia melengkapi pakaiannya dengan alat ozonizer atau
sejenisnya agar terhindar dari panasnya terik matahari.
- - Semua
manusia memiliki pakaian yang sama yang dpat diisi ulang kelengkapan
didalamnya, seperti pakaian yang berpendingin udara, anti sinar UV dan
melembabkan kulit
- - Rata-rata
IQ anak masa depan adalah 130 (mendekati jenius)
- - Alat
komunikasinya dipakai layaknya jam atau kacamata. Tidak lagi digenggam atau di
masukan kedalam saku
- - Penduduknya
menggunakan kendaraan supercepat 5x dari kecapatan rata-rata kendaraan yang
banyak dipakai sekarang.
k
0 komentar:
Post a Comment